ILUSTRASI. Credit default swap (CDS). Mengutip World Government Bonds, risiko investasi (CDS) tenor 5 tahun Indonesia pada Senin (4/8/2025) naik ke level 74,37 dari posisi 72,80.
Risiko investasi atau Credit Default Swap (CDS) tenor 5 tahun mengalami peningkatan.
Mengutip World Government Bonds, risiko investasi (CDS) tenor 5 tahun Indonesia pada Senin (4/8/2025) naik ke level 74,37 dari posisi 72,80 pada pekan sebelumnya.
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), M Rizal Taufikurahman mengatakan, kenaikan CDS Indonesia tenor 5 tahun mencerminkan premi risiko atas kemungkinan gagal bayar utang negara.
“Ketika CDS naik, menunjukkan pasar mulai menilai bahwa risiko fiskal atau makroekonomi Indonesia meningkat, terlepas dari apakah risiko tersebut akan terealisasi,” ujarnya kepada Kontan, Senin (4/8/2025).
Dalam kasus Indonesia saat ini, Rizal mencermati kenaikan CDS lebih disebabkan oleh outlook fiskal yang tak bisa diprediksi. Ketidakpastian politik pasca transisi pemerintahan pun dinilai masih terasa.
Sehingga, investor akan meminta yield yang lebih tinggi. “Tentunya, ini memberi tekanan tambahan terhadap APBN,” ujarnya.
Apalagi, jika pembiayaan defisit fiskal tahun berjalan sebagian besar masih bergantung pada pasar keuangan.
Secara psikologis, kenaikan CDS juga dapat menurunkan sentimen positif investor asing. Sebab, mereka sangat sensitif terhadap sinyal risiko sistemik.
“Hal ini memperparah tekanan outflow karena investor melihat Indonesia tidak hanya menghadapi risiko pasar, tetapi juga risiko kredibilitas kebijakan,” kata Rizal.
Hal ini pun, dia bilang, memengaruhi net sell atau aksi jual bersih dari investor asing. Dengan tingginya CDS, investor asing lebih memilih menempuh langkah de-risking.
“Ini guna menghindari potensi pemburukan portofolio mereka di pasar domestik yang dianggap rentan secara makro maupun politik,” tutup Rizal.
Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Noverius Laoli
Senin, 04 Agustus 2025 / 21:26 WIB
https://nasional.kontan.co.id/news/ketidakpastian-fiskal-dan-politik-dorong-kenaikan-risiko-investasi-ri