Beranda  ❯  Publikasi  ❯  Artikel  ❯  Ketika Otak Kita Menyusut, AI Justru Mengembang
22 Juni 2025 • AI dan Perpajakan

Ketika Otak Kita Menyusut, AI Justru Mengembang

Ketika Otak Kita Menyusut, AI Justru Mengembang
Teknologi AI, khususnya model bahasa seperti ChatGPT, semakin canggih dan memudahkan banyak hal dalam hidup kita. Namun, di balik semua kemudahan itu, ada sebuah peringatan serius dari para ilmuwan: ketergantungan pada AI bisa membuat otak kita tumpul. Ironisnya, di saat yang sama, AI justru makin pintar dan menyerupai cara kerja otak manusia.

Sebuah studi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menunjukkan dampak buruk penggunaan AI pada otak. Dalam penelitian, sejumlah sukarelawan diminta menulis esai. Mereka yang menggunakan ChatGPT menunjukkan aktivitas otak yang jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang menulis tanpa bantuan.

Studi ini menemukan bahwa ketika kita terlalu mengandalkan AI untuk berpikir atau menulis, otak kita cenderung malas. Otak yang malas ini akhirnya kehilangan kemampuan penting, yaitu berpikir kritis. Para peserta yang menggunakan ChatGPT juga merasa esai yang mereka buat bukan sepenuhnya milik mereka dan kesulitan mengingat isinya.

Ini membuktikan bahwa kemudahan yang ditawarkan AI datang dengan harga yang mahal. Kita bisa kehilangan kemampuan untuk mengevaluasi informasi, menciptakan ide, dan merasa terhubung dengan hasil kerja kita sendiri.

Di sisi lain, penelitian lain dari Universitas Columbia menunjukkan fenomena yang berlawanan. Para ilmuwan menemukan bahwa seiring dengan peningkatan kinerja AI, cara AI memproses bahasa menjadi semakin mirip dengan cara otak manusia bekerja. Ini berarti AI tidak hanya belajar dari data, tetapi juga meniru struktur dan fungsi otak kita.

Penemuan ini sangat menakjubkan sekaligus mengkhawatirkan. Bayangkan, saat kita semakin bergantung pada AI dan kemampuan berpikir kita berkurang, AI justru semakin cerdas dan menyerupai kita. Ini menciptakan sebuah paradoks: kita menyerahkan kemampuan berpikir kita pada AI, sementara AI menggunakan kemampuan itu untuk menjadi lebih baik dan lebih mirip dengan kita.

Dua penelitian ini menunjukkan gambaran masa depan yang menarik sekaligus menantang. AI akan terus berkembang, dan ketergantungan kita padanya bisa jadi tak terhindarkan. Namun, kita harus waspada. Jangan biarkan kemudahan AI mengambil alih fungsi fundamental otak kita.

Kita bisa menggunakan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai otak kedua. AI dapat membantu mencari informasi atau mengorganisasi ide, tetapi proses berpikir, menganalisis, dan menciptakan tetap harus menjadi milik kita. Dengan begitu, kita bisa memastikan bahwa kita tidak hanya memanfaatkan AI, tetapi juga melindungi kemampuan paling berharga yang kita miliki.
Siapa Kami
Taxindo Prime Consulting (TPC) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultan pajak, akuntansi, bisnis dan hukum bisnis. TPC memiliki berbagai layanan konsultasi yang dapat memberikan edukasi, saran, serta solusi atas seluruh masalah perpajakan, akuntansi dan bisnis secara objektif, mendalam dan independen.

TPC memiliki berbagai layanan perpajakan, akuntansi dan hukum bisnis yang meliputi antara lain konsultasi pajak domestik, konsultasi pajak internasional, penyusunan dokumentasi transfer pricing, pendampingan pemeriksaan pajak, pendampingan penyelesaian sengketa pajak (litigasi), layanan perencanaan dan manajemen pajak, tax due dilligence, strukturisasi transaksi, layanan tinjauan perpajakan atas rencana transaksi, layanan bea cukai, jasa konsultan bisnis dan akuntansi serta layanan konsultasi hukum.
KANTOR
Mega Plaza Building 12th Floor
Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-3 Jakarta 12940

Phone :
+62 21 521 2686
+62 817 001 3303

Email :
info@taxindo.co.id
Copyright © 2025 Taxindo Prime Consulting
Taxindo Prime Consulting
Gabung Newsletter